Gresik, metropantura.id
Penurunan harga pupuk bersubsidi sebesar 20 persen oleh PT. Pupuk Indonesia, membawa angin segar bagi petani di Kabupaten Gresik. Kebijakan ini menjadi dukungan bagi sektor pertanian, untuk bangkit di tengah tantangan biaya produksi yang kian ini tinggi.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, menyampaikan apresiasi atas implementasi kebijakan tersebut. Menurutnya, langkah PT. Pupuk Indonesia yang tidak hanya menurunkan harga, tetapi juga memangkas rantai regulasi pembelian pupuk akan sangat bermanfaat bagi petani.
“Apresiasi kami sampaikan kepada PT. Pupuk Indonesia atas implementasi diskon pupuk. Selain potongan harga 20 persen, kini pembelian juga lebih mudah. Ini program yang sangat bermanfaat, baik bagi petani di Gresik maupun secara nasional,” ujar Bupati Yani saat menghadiri Rembuk Tani di Kecamatan Balongpanggang, Rabu (29/10).
Bupati Yani menambahkan, potongan harga pupuk ini sangat berarti bagi petani di tengah naiknya biaya produksi. Selain itu, program ini juga sesuai dengan momentum atas program Presiden Prabowo.
“Dengan HET gabah yang sudah diatur dan pupuk yang kini lebih terjangkau, mudah-mudahan petani kita bisa bangkit dan sejahtera,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati Yani juga mengajak Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) untuk turut ambil bagian dalam memperkuat ekosistem pertanian di tingkat bawah.
“Koperasi Merah Putih harus bisa mencari peluang dan hadir memudahkan petani kita, baik di sektor distribusi pupuk maupun gabah. Kolaborasi seperti ini akan memperkuat kemandirian pertanian Gresik,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif, menambahkan bahwa Pemkab Gresik terus memperkuat ekosistem pertanian. Hal ini dilakukan dengan dukungan infrastruktur penyimpanan hasil panen.
“Keberadaan gudang Bulog seluas lima hektare di Balongpanggang akan memperkuat rantai pasok dan menjaga stabilitas harga gabah petani,” jelasnya.
Direktur Utama PT. Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi, yang hadir menegaskan bahwa penurunan harga pupuk bersubsidi ini diikuti peningkatan alokasi nasional dari 5 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Sistem distribusi juga kini lebih sederhana agar pupuk dapat tersalurkan lebih cepat dan tepat sasaran.
“Kami berkomitmen memastikan kebutuhan pupuk petani di seluruh wilayah, termasuk Gresik, terpenuhi dengan baik,” ujarnya.
Meskipun dikenal sebagai kota industri, Gresik juga merupakan salah satu daerah penopang pangan di Jawa Timur. Kabupaten Gresik menunjukkan kinerja yang konsisten dalam sektor pertanian. Berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Gresik masuk dalam lima besar daerah dengan luas tanam padi dan produktivitas tertinggi di wilayah utara Jawa Timur. Produktivitas padi di Gresik pada 2024 tercatat mencapai rata-rata 6,2 ton per hektare, dengan kontribusi signifikan dari kecamatan Balongpanggang, Benjeng, dan Cerme.
Selain komoditas padi, sektor hortikultura dan perikanan darat juga tumbuh pesat. Produksi cabai merah dan bawang merah dari wilayah selatan Gresik meningkat lebih dari 15 persen dalam dua tahun terakhir, sementara hasil perikanan air tawar dari kawasan Dukun dan Sidayu ikut menguatkan ketahanan pangan lokal. (*/sgg)
























